Cari Blog Ini

Jumat, 20 Februari 2015

Windows movie maker

Windows movie maker

Pengertian
Windows Movie Maker adalah software video editing gratis yang dibuat oleh Microsoft. Program ini telah terintegrasi dengan sistem operasi Windows XP. Pada versi awalnya (versi 1.0) tools ini belum memiliki fasilitas yang lengkap, tetapi setelah mengalami perbaikan dan diluncurkan ke publik dalam versi terbaru (versi 2.0) tools ini patut diacungi jempol, mengingat semakin banyaknya fasilitas yang disertakan didalamnya. 
Anda dapat menggunakan Windows Movie Maker untuk mengcapture audio dan video dari camera video, web camera atau dari sumber video lainnya, lalu kemudian mengedit hasil capture tersebut menjadi sebuah movie. Selain itu anda dapat melakukan import audio, video maupun gambar ke dalam Windows Movie Maker untuk dipakai bersama movie yang dibuat. Dalam proses edit audio dan video menggunakan Windows Movie Maker Anda dapat pula menambahkan title, transisi dan efek visual sesuai dengan keinginan, untuk kemudian menyimpan hasil final berupa movie ke dalam berbagai format video.

Windows Movie Maker 2.0 memang bukan ditujukan bagi kalangan profesional, tetapi kehadirannya sungguh sangat membantu para consumer yang tidak menginginkan keluar uang untuk membeli sebuah tool editing video. Fasilitas yang disediakan didalam program ini bisa dibilang lengkap, tersedianya fasilitas capture, import, timeline (walaupun dengan jumlah layer yang terbatas), storyboard, beraneka transisi dan efek video, serta fasilitas render mencerminkan bahwa program ini bukanlah program mainan, walaupun masih memiliki berbagai keterbatasan.

Kalau hanya untuk membuat video dokumentasi pernikahan, wisuda, acara piknik, rapat, seminar, film dokumenter dan film independent rasanya sudah cukup apabila diolah menggunakan tool ini. Yang terpenting dalam produksi video adalah berlakunya kaidah “garbage in garbage out”, artinya input video akan menentukan hasil akhir video. Jadi source video yang akan di-edit haruslah bagus dari sudut pandang teknis dan sinematografi, sehingga mendapatkan hasil akhir yang bagus pula.

Konsep Dasar Windows Movie Maker

Terdapat beberapa konsep dasar yang harus dipahami sebelum mulai mengedit video menggunakan Windows Movie Maker. Hal ini bertujuan agar terjadi persamaan persepsi dan pengertian atas istilah-istilah yang nantinya dipergunakan dalam pembahasan.
Memahami Collections, Projects dan Movies
Berikut ini merupakan pengertian dari Collections, Projects dan Movies :
• Collections, berisikan clip audio, video clip atau gambar yang kita import atau capture dalam Windows Movie Maker. Sebuah Collection berperan sebagai container clipclip (sebagai satuan terkecil dari video dan audio) yang kita miliki. Collection membantu mengorganisir hasil import dan capture. Collections berada dalam Collections pane dalam Windows Movie Maker.
• Projects, berisi susunan dan informasi waktu dari audio dan video clip, transisi video, efek video dan title yang telah ditambahkan ke dalam storyboard maupun timeline. File project disimpan dengan ekstensi *.wswmm. Dengan menyimpan project maka nantinya project dapat dibuka dan digunakan kembali, dan akan tersimpan pada keadaan terakhir digunakan.
• Movie, adalah project final yang disimpan menggunakan Save Movie Wizzard. Kita dapat menyimpan movie ke dalam komputer atau recordable CD, atau mengirimkan sebagai attachment email, bahkan menyimpannya ke dalam Web. Movie yang telah tersimpan dapat dimainkan dalam Windows Media Player serta browser web. Jika diinginkan maka movie dapat pula disimpan dalam DV camera menggunakan koneksi yang tersedia (IEEE 1394).
Tentang Source Files
Source file adalah file media digital (misalnya file audio dan video serta gambar) yang diimport ke dalam Project. Ketika Anda mengimport file video, audio atau gambar maka file-file tersebut akan tampil dalam Windows Movie Maker sebagai representasi dari source file asli. File-file yang diimport tersebut tidak akan dicopy/digandakan tetapi hanya namanya saja yang digunakan oleh Windows Movie Maker. Ketika Anda mengadakan perubahan pada file yang telah diimport dalam Windows Movie Maker maka tampilan file dalam Windows Movie Maker akan ikut berubah sesuai dengan perubahan yang Anda buat. Jika Anda menghapus nama file yang telah diimport dalam Windows Movie Maker maka file asli/source file tidak akan ikut terhapus.
Perangkat Capture Video dan Audio

Dalam Windows Movie Maker Anda dapat menggunakan berbagai perangkat capture untuk memindahkan rekaman audio dan video ke dalam komputer. Terdapat dua kategori dasar perangkat capture yaitu perangkat capture video dan perangkat capture audio.
Perangkat capture video memiliki fungsi memindahkan rekaman video ke dalam komputer, dalam Windows Movie Maker Anda dapat menggunakan berbagai perangkat capture seperti tertera di bawah ini :
• Perangkat video analog seperti kamera video analog (Beta, VHS, SVHS dan Hi8) dan Video Cassette Recorder (VCR) yang terhubung dengan video capture analog.
• Web camera
• Digital video seperti DV camera atau VCR yang terkoneksi menggunakan port IEEE 1394
• TV Tuner Card
Perangkat capture audio berfungsi untuk memindahkan audio dari sumber luar ke dalam komputer. Perangkat capture audio yang paling populer adalah microphone (mic). Berikut ini perangkat capture audio yang dapat digunakan dalam Windows Movie Maker :
• Audio Card (sound card)
• Microphone yang standalone
• Builtin microphone dalam perangkat camera video (analog maupun digital)
Menyimpan Movie
Ketika telah selesai melakukan editing pada project dalam Windows Movie Maker maka Anda dapat menyimpannya sebagai movie (proses untuk menghasilkan movie disebut dengan rendering). Anda dapat menyimpan movie ke dalam CD untuk kemudian disebarkan kepada teman, menyimpan dan mengirim movie sebagai attachment dalam email, atau mengirimnya ke video hosting di web, atau dapat pula disimpan kembali dalam DV camera. Movie yang telah tersimpan merupakan media digital yang telah ditambahkan dalam timeline/storyboard, yang didalamnya terdapat clip audio, clip video, gambar, transisi video, efek video, title dan credit.



Jenis File yang Disupport oleh Windows Movie Maker

Dibawah ini beberapa tipe file yang dapat dipergunakan (diimpor) di dalam Windows Movie Maker :
• File audio, berupa file dengan ekstensi *..aif, .aifc, .aiff .asf, .au, .mp2, .mp3, .mpa, .snd, .wav, and .wma
• File gambar, berupa file dengan ekstensi *.bmp, .dib, .emf, .gif, .jfif, .jpe, .jpeg, .jpg, .png, .tif, .tiff, and .wmf
• File video, berupa file dengan ekstensi *.asf, .avi, .m1v, .mp2, .mp2v, .mpe, .mpeg, .mpg, .mpv2, .wm, and .wmv

Antar Muka Windows Movie Maker 2.0

Setelah terinstal maka Windows Movie Maker 2.0 siap untuk dipergunakan. Untuk menjalankan Windows Movie Maker 2.0 caranya pilih Start > All Programs > Windows Movie Maker.


Area kerja Windows Movie Maker terdiri dari beberapa bagian:


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4QUwpzk7jonTsLnBTySjqc69AczNfDguzfjoXx6N8XrVSKBCGgEg2BXFa03DeHKgbrwTF-tX_QXdL3KPBqyGcmxHL87UwXSRyitUkKYeWRMhML_R927BRBNChozdfDSkjPORbqzzHYR4/s320/wholeui.gif



Menu Bar dan Toolbar
Pada area kerja Windows Movie Maker di area atas terdapat bagian yang bernama Menu Bar dan area tepat dibawahnya dinamakan Toolbar.
Pada area Menu Bar terdapat beberapa pilihan menu, yaitu File, Edit, View, Task, Clip, Play dan Help. Dalam menu-menu inilah terdapat berbagai perintah dalam pengoperasian Windows Movie Maker.
Sedangkan Toolbar berisi tombol-tombol perintah, yang serupa dengan pilihan perintah yang ada dalam Menu Bar. Dalam Toolbar perintah-perintah tersebut ditampilkan dalam bentuk icon-icon sedangkan dalam Main Bar tombol perintah ditampilkan dalam bentuk teks.

Movie Task Pane
Di sebelah kiri area kerja Windows Movie Maker terdapat area yang dinamakan Movie Task Pane. Sama seperti halnya Main Bar dan Toolbar, area ini juga berisi tombol-tombol perintah, bedanya dalam Movie Task Pane perintah-perintah tersebut dibagi dalam beberapa kategori sesuai dengan urutan/tahapan pengolahan video. Movie Task Pane terdiri dari kategori Capture Video, Edit Movie, Finish Movie dan tambahan Movie Making Tips. Untuk menampilkan Movie Task Pane caranya pada Main Bar pilih View > Task Pane, atau klik tombol Task yang berada pada Toolbar.


Collections Pane dan Content Pane
Collections Pane terletak pada area yang sama dengan Movie Task Pane. Untuk menampilkan Collections Pane caranya pada Menu Bar pilih View > Collections, atau klik tombol Collections yang ada pada Toolbar.
Dalam area Collections Pane terdapat 3 buah kategori, yaitu Video Effects, Video Transitions dan Collections. Kategori-kategori tersebut memiliki kontennya masing-masing, isi dari kategori akan ditampilkan dalam Content Pane. Apabila salah satu kategori dalam Collections Pane di klik maka dalam Contents Pane akan tampil isi/anggota dari kategori tersebut. 


Kategori Video Effects berisi efek-efek visual yang dimiliki Windows Movie Maker. Berbagai macam efek visual yang dimiliki ditampilkan dalam Contents Pane. 


Pilihan Video Transitions berisi efek-efek transisi yang dimiliki oleh Windows Movie Maker.


Sedangkan pilihan Collections berisi koleksi-koleksi clip video, audio dan gambar yang terdapat dalam Windows Movie Maker.


Monitor
Monitor berada di sebelah kanan area kerja Windows Movie Maker, berfungsi menampilkan preview video dan audio. 


Di bawah Monitor terdapat sekumpulan tombol playback yang biasa disebut dengan Playback controls, berfungsi untuk memutar clip video dan audio.
Timeline
Di bagian bawah area kerja Windows Movie Maker terdapat sebuah area yang dinamakan Timeline. Timeline berfungsi sebagai tempat meletakkan dan menyusun koleksi file video, audio, transisi, title dan musik. Susunan dalam Timeline akan ditampilkan pada Monitor sebagai preview. Di dalam Timeline Anda dapat melakukan pengaturan durasi clip, pemotongan clip, penambahan efek transisi dan pemberian efek video. Timeline terdiri dari beberapa bagian yang biasa disebut dengan Track. Terdapat 5 buah Track dalam Timeline, yaitu :
• Video, tempat menyusun clip video dan gambar
• Transition, berisi efekefek transisi
• Audio, berisi audio yang menyertai clip video yang disusun dalam Track Video
• Audio/Music, berisi clip audio tambahan berupa narasi dan musik
• Title Overlay, berisi title dan credit title yang ditambahkan dalam Timeline
Untuk menambahkan dan menyusun clip ke dalam Timeline, Anda hanya perlu melakukan drag and drop saja, sama halnya ketika ingin menambahkan efek transisi dan efek video.




Storyboard
Storyboard terletak pada area yang sama dengan Timeline. Storyboard merupakan tampilan default ketika Windows Movie Maker dijalankan. Storyboard menampilkan susunan clip secara garis besar. Dalam Storyboard terdapat berbagai informasi susunan clip meliputi durasi, transisi dan efek video. Dengan menggunakan tampilan Storyboard, Anda dapat dengan mudah merubah susunan/urutan clip, merubah efek transisi antar clip yang dipakai, serta merubah efek video yang dipakai. Untuk mengatur durasi clip (audio, video dan gambar), Anda tetap menggunakan tampilan Timeline

Kamis, 19 Februari 2015

POKOK AJARAN VAISESIKA DARSANA

 POKOK AJARAN VAISESIKA  DARSANA


Vaisesika yang merupakan salah satu aliran filsafat India yang tergolong ke dalam a Darśana agaknya lebih tua dibandingkan dengan filsafat Nyāya. Vaisesika dan Nyāya Darśana bersesuaian dalam prinsip pokok mereka, seperti sifat-sifat dan hakikat Sang Diri dan teori atom alam semesta, dan dikatakan pula Vaisesika merupakan tambahan dari filsafat Nyāya, yang memiliki analisis pengalaman sebagai objektif utamanya. Diawali dengan susunan pengamatan atas kategori-kategori (padārtha), yaitu perhitungan atau perumusan tentang sifat-sifat umum yang dapat dikenakan pada benda-benda yang ada di alam semesta ini, serta merumuskan konsep-konsep umum yang berlaku pada benda-benda yang dikenal, baik melalui indra maupun melalui penyimpulan, perbandingan, dan otoritas tertinggi. Sistem filsafat Vaisesika mengambil nama dari kata Viśesa yang artinya kekhususan, yang merupakan ciri-ciri pembeda dari benda-benda. Jadi ciri pokok permasalahan yang diuraikan didalamnya adalah kekhususan (padārtha) atau kategori-kategori yang nantinya akan disebutkan secara lebih terperinci.

Pendiri sistem ini adalah Rsi Kanada yang juga dikenal sebagai Rsi Uluka, sehingga sistem ini dikenal juga sebagai ‘aulukya darsana’ dan dianggap juga dengan nama kasyapa dan dianggap seorang Deva Rsi. Padartha secara arfiah artinya “arti dari sebuah kata “. Demikian padartha berarti semua obyek dari ilmu pengetahuan dan pengalaman. weisesika berpendapat bahwa padartha adalah semua obyek yang dinyatakan oleh kata-kata. Ia juga berarti semua hal yang ada, yang dapat diamati dan dinamai, yang dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu, bhawa dan abhawa.

A)  Bhawa (keberadaan) menurut waisesika adalah semua yang dinyatakan dengan factor-factor  yang positif atau hal-hal yang  ada. Misalnya adanya benda-benda yang manusia lihat, adanya atma , dan pikiran , meskipun dua yang tersebut terakhir ini memang keberadaannya (bhawanya) abstrak.
    B)   Abhawa (ketidakadaan) ,adalah semua yang dinyatakan dengan factor-factor negative atau hal-hal yang tidak ada, misalnya tidak adanya singa di tempat ini, atau tidak adanya bau dalam air, dan lain-lain.     
Waisesika berpendapat bahwa yang termasuk Bhawa atau keberadaan adalah
1.Drawya, 2.Guna,3.karma,4.samanya,5.wisesa,6.samawaya. Namun karena perkembangan pemikirannya, maka unsur-unsur bhawa ini kemudian ditambah oleh penulis-penulis berikutnya ,dengan katagori yang ke 7 disebut ketidakadaan (abhawa). Sehingga menjadi  7 kategori  (padharta).

 Pokok-Pokok Ajaran
Padārtha secara harfiah artinya adalah arti dari sebuah kata, tetapi di sini Padārtha adalah satu permasalahan benda dalam filsafat. Sebuah Padārtha merupakan suatu objek yang dapat dipikirkan (artha) dan diberi nama (pada). Semua yang ada, yang dapat diamati dan dinamai, yaitu semua objek pengalaman adalah Padārtha. Bendabenda majemuk saling bergantung dan sifatnya sementara, sedangkan benda-benda sederhana sifatnya abadi dan bebas. Padārtha dan Vaisesika Darśana, seperti yang disebutkan oleh Rsi Kanada sebenarnya hanya 6 buah kategori, namun satu katagori ditambahkan oleh penulis-penulis berikutnya, sehingga akhirnya berjumlah 7 katagori (Padārtha), yaitu:
1) Substansi (dravya).
Substansi adalah zat yang ada dengan sendirinya dan bebas dari pengaruh unsurunsur lain. Namun unsur lain tidak dapat ada tanpa substansi. Substansi (dravya) dapat menjadi sebab yang melekat pada apa yang dijadikannya. Atau dravya dapat menjadi tidak ada pada apa yang dihasilkannya. Contoh: tanah sebagai substansi telah terdapat pada periuk yang terbuat dari tanah. Jadi tanah itu selalu dan telah ada pada apa yang dihasilkannya, sedangkan periuk itu tidak dapat terjadi tanpa substansi (tanah). Demikian pula halnya kategori lain tidak dapat ada tanpa substansi (zat) seperti beraneka ragam minuman tidak dapat terjadi tanpa air (zat cair), tapi air dapat ada walaupun tidak adanya bermacam-macam minuman. Ada sembilan substansi yang dinyatakan oleh Vaisesika, yaitu (1) Tanah (pthivī); (2) Air (āpah, jala); (3) Api (tejah); (4) Udara (vāyu); (5) Ether (ākāśa); (6) Waktu (kāla); (7) ruang (dis); (8) diri/roh (Jīva); dan (9) pikiran (manas). Semua substansi tersebut di atas riil, tetap, dan kekal. Namun hanya udara, waktu, akasa bersifat tak terbatas. Kombinasi dari sembilan itulah membentuk alam semesta beserta isinya menjadikan hukum-hukumnya yang berlaku terhadap semua yang ada di alam ini baik bersifat fisik maupun yang bersifat rohaniah. Adapun yang termasuk substansi badani (fisik) adalah bumi, air, api, udara, ruang, waktu, dan akasa. Sedang yang tergolong substansi rohaniah terdiri atas akal (manas/ pikiran), diri (atman/jiwa). Kedua substansi rohaniah ini bersifat kekal dan pada setiap makhluk (manusia) hanya terdapat satu jiwa dan satu manas.

Demikianlah pribadi (diri/atma) itu bersifat individu dan menjadi sumber kesadaran setiap makhluk yang senantiasa berhubungan dengan kegiatan badani atau fisik. Setiap pribadi (atma) memiliki manas tersendiri yang dipakai sebagai alat untuk mengenal dan mengalami segala sesuatu melalui alat fisik termasuk juga dipakai sebagai alat untuk mencapai kebebasan. Namun dilain pihak manas juga diakui dapat menyebabkan kelahiran kembali. Oleh karena setiap makhluk (manusia) dijiwai oleh pribadi (jiwa/atma). Maka pandangan Vaisesika terhadap jiwa adalah riil dan pluralis, yaitu jiwa itu benar-benar ada dan tak terbatas jumlahnya.

2) Kualitas (gua)
Gua ialah keadaan atau sifat dari suatu substansi. Gua sesungguhnya nyata dan terpisah dari benda (substansi) namun tidak dapat dipisahkan secara mutlak dari substansi yang diberi sifat. Gua atau sifat-sifat atau ciri-ciri dari substansi yang jumlahnya ada 24, yaitu (1) warna (Rūpa); (2) rasa (rasa); (3) bau (gandha); (4) sentuhan/raba (sparśa); (5) jumlah (Sāṁkhya); (6) ukuran (parimāṇa); (7) keanekaragaman (pthaktva); (8) persekutuan (sayoga); (9) keterpisahan (vibhāga); (10) keterpencilan (paratva); (11) kedekatan (aparatva); (12) bobot (gurutva); (13) kecairan/keenceran (dravatva); (14) kekentalan (sneha); (15) suara (śabda); (16) pemahaman/pengetahuan (buddhi/jñāna); (17) kesenangan (sukha); (18) penderitaan (duka); (19) kehendak (īccha); (20) kebencian/keengganan (dvesa); (21) usaha (prayatna); (22) kebajikan/manfaat (dharma); (23) kekurangan/cacat (adharma); dan (24) sifat pembiakan sendiri (saskāra). Sejumlah 8 sifat, yaitu buddhi/jñāna, īccha, dvesa, sukha, duka, dharma, adharma dan prayatna merupakan milik dari roh, sedangkan 16 lainnya merupakan milik dari substansi material.

3) Aktivitas (karma)
Karma mewakili berbagai jenis gerak (movement) yang berhubungan dengan unsur dan kualitas, namun juga memiliki realitas mandiri. Tidak semua substansi (zat) dapat bergerak. Hanya substansi yang bersifat terbatas saja dapat bergerak atau mengubah tempatnya. Sedangkan substansi yang tak terbatas (atma, hawa nafsu dan akasa) tidak dapat bergerak karena telah memenuhi segala yang ada. Gerakan dari benda-benda di alam ini bukan bersumber dari dirinya, melainkan ada sesuatu yang berkesadaran yang menjadi sumber gerakan itu. Benda-benda hanya dapat menerima gerakan dari sesuatu yang berkesadaran. Bila terlihat kenyataan yang terjadi di alam ini seperti adanya hembusan angin, peredaran bumi dan planet-planet, maka tentu ada sumber penggerak yang adikodrati. Sumber yang dikodrati itulah Tuhan. Karena Tuhan sebagai sumber gerakan alam ini, maka Tuhan Maha Mengetahui segala gerak dan perilaku benda-benda di alam ini. Termasuk mengetahui benar perilaku (karma) manusia.

Ada 5 macam gerak, yaitu (1) Utkepaa (gerakan ke atas); (2) Avakepaa (gerakan ke bawah); (3) A-kuñcana (gerakan membengkok); (4) Prasaraa (gerakan mengembang); dan (5) Gamana (gerakan menjauh atau mendekat).
4) Universalia (sāmānya)
Samanya bersifat umum yang menyangkut 2 permasalahan, yaitu sifat umum yang lebih tinggi dan lebih rendah, dan jenis kelamin dan spesies. Dalam epistemologi, hal ini mirip dengan konsep universalia dan agak mirip dengan idenya Plato. Ia ada dalam semua dan dalam masing-masing objek, namun tidak berbeda dalam objek partikular yang berbeda. Karenanya ide ‘kesapian’ adalah tunggal dan tidak dapat dianalisis. Ide itu selalu hidup, tetapi tidak dapat dimengerti melalui dirinya sendiri, namun hanya melalui seekor ‘sapi’ khusus. Walaupun tampak bersama, namun ‘sapi’ dan ‘kesapian’ dipahami sebagai dua entitas berbeda. Dari universalia-universalia ini, ‘Ada’ (being, satta) adalah yang tertinggi, karena ia memberikan ciri pada banyak sekali entitas.

5) Individualitas (viśea)
Kategori ini menunjukkan ciri atau sifat yang membedakan sebuah objek dari objek lainnya. Sistem Vaisesika diturunkan dari kata viśea, dan merupakan aspek objek yang mendapat penekanan khusus dari para filsuf Vaisesika. Kategori ini berurusan dengan ciri-ciri khusus ke sembilan substansi (dravya). Dalam system Vaisesika, unsur tanah, air, api, udara, dan pikiran dibangun dari atom (paramānu), sedangkan eter, ruang, waktu dan jiwa dianggap sebagai substansi sangat khusus tanpa dimensi atau visibilitas. Inilah yang menyebabkan sistem darśana ini disebut Vaiśseika Darśana. 
6) Hubungan Niscaya (samavāya)
Dimensi objek ini menunjukkan hakikat hubungan yang mungkin antara kualitas-kualitasnya yang inheren. Hubungan ini dapat dilihat bersifat sementara (sayoga) atau permanen (samavāya). Sayoga adalah hubungan sementara seperti antara sebuah buku dan tangan yang memegangnya. Hubungan selesai ketika buku dilepaskan dari tangan. Di sisi lain, samavāya adalah sebuah hubungan yang tetap dan hanya berakhir ketika salah satu di antara keduanya dihancurkan. Ada lima jenis hubungan yang tetap dan entitas yang tetap atau tidak terpisahkan ini (ayūta-sidda):
  • Hubungan keseluruhan dengan bagian-bagiannya, seperti sehelai kain dan benang-benangnya.
  • Hubungan kualitas dengan objek yang memilikinya, seperti kendi air dan warna merahnya.
  • Hubungan antara tindakan dan pelakunya, seperti tindakan melompat dan kuda yang melakukannya.
  • Hubungan antara partikular dengan yang universal, ibarat satu jenis sapi dengan seekor sapi atau bangsa Jepang dan seorang Jepang.
  • Hubungan antara substansi kekal dan substansi khusus. Menurut system Vaisesika, partikel subatomis (paramānu) setiap substansi abadi memiliki ciri-ciri khusus yang tidak membiarkan atom dari satu substansi bercampur dengan atom substansi lainnya. Ciri khusus (Viśea) dipertahankan oleh partikel subatomis masing-masing melalui ‘hubungan tak terpisahkan’ (samavāya).

7) Penyangkalan, Negasi, Non-Eksistensi (abhāva)
Kategori ini menunjukkan sebuah objek yang telah terurai atau larut ke dalam partikel subatomis terpisah melalui pelarutan universal (mahapralaya) dan ke dalam ketiadaan (nothingness). Semua benda-benda yang ada dan bernama digolongkan sebagai bhava, sedangkan entitas yang sudah tidak ada digolongkan sebagai abhāva. Sebenarnya kategori ini bukan merupakan sebuah klasifikasi seperti kategori lainnya, namun hanya modus pengaturan negatif. Abhāva, yang merupakan kategori ke 7, ada 4 macam, yaitu:
  • Pragabhāva, yaitu ketidakadaan dari suatu benda sebelumnya. Contohnya: ketidak adaan periuk sebelum dibuat oleh pengrajin periuk.
  • Dhvasabhāva, yaitu penghentian keberadaan, misalnya periuk yang dipecahkan, di mana dalam pecahan periuk itu tak ada periuk.
  • Atyāntabhāva, atau ketidakadaan timbal balik, seperti misalnya udara yang dari dulu tidak pernah berwarna atau pun berbentuk. Ketiga ketidakadaan ini disebut sebagai Samsarga-bhava, yaitu ketidakadaan suatu benda dalam benda yang lain.
  • Anyonyābhāva, atau ketidak adaan mutlak, dimana antara benda yang satu sama sekali tidak ada persamaannya dengan yang lain, seperti sebuah periuk yang tidak sama dengan sepotong pakaian, demikian pula sebaliknya.

Tuhan Menurut Pandangan Waisesika

          Waisesika menganut paham theistk, artinya percaya dengan eksistensi Tuhan, yang ia manifestasikan sebagai Siwa (Iswara). Dipandang sebagai yang Transenden yang terpancar dalam diri manusia dan dalam alam semesta ini. Artinya tuhan bersemayam di setiap makhluk dan setiap objek. Karma menurut system ini merupakan hukum moral alam semesta. Baik buruknya moral penghuni alam semesta akan sangat mempengaruhi eksistensi alam ini. Melanggar Dharma atau tidak berkehendak memperbaiki diri sebagai penghuni alam semesta ini dari perbuatan adharma, akan menjadikan tuhan bosan terhadap itu, dan akan mengembalikan semua atom catur bhuta beserta substansi lainnya. Inilah eksistensi tuhan. Tuhan bersifat maha tahu, kuasa dan sempurna. Pandangan system filsafat waisesika oleh rsi Kanada mengatakan bahwa veda adalah kata-kataTuhan, dan karenanya veda otoratif, yakni veda memiliki otoritas.

·         Pandangan Terhadap Jiwa atau atman .
            Jiwa dan pikiran menurut system filsafat Waisesika, dan sebagaimana telah disebut di atas, adalah substansi rohani. Dua substansi inilah yang menjadi asas hidup kejiwaan. Oleh karenanya dua substansi ini tidak dapat dipisahkan, mereka harus menyatu untuk membentuk pribadi seseorang, dengan demikian pribadi manusia, dibedakan menjadi dua yakni manusia yang berpribadi dan yang tidak berpribadi. Pikiran menurut filsafat waisesika bersifat abstrak, halus, sehingga sulit diketahui, sering disebut anu. Sedangakan atman atau jiwa perorangan, menurut system filsafat waisesika adalah berjumlah banyak, kekal, dan meliputi segala sesuatu, merupakan bagian dari Brahman. Oleh karena itu atman pada dasarnya suci, mengatasi segalanya setelah atman bersatu dengan badan jasmani maka terjadilah beraneka kesediahan, penderitaan, kegembiraan atau kesenangan. Menurut system filsafat waisesika sumber-sumber kesedihan (klesa) yang bisa muncul dalam pikiran adalah:

1. awidya, yaitu suatu pengetahuan yang salah terhadap kebenaran.
2. asmita merupakan pandangan yang keliru yang menganggap atman sama budhi dan manas.
3. Raga, yaitu keinginan yang didorong oleh nafsu-nafsu untuk memuaskan indriya-indriya.
4. Abhinewesa, yaitu ketakutan menghadapi penderitaan dan kematian.
Dengan adanya pengetahuan yang benar akan diri, dan tidak menyamakan atma dengan badan jasmani, atma tidak akan merasakan susah, sedih, senang, sesuai dengan perubahan-perubahan  dalam pikiran itu sendiri. Dengan demikian sang jiwa/ atman akan menyadari dirinya sebagai yang suci yang berbeda dengan badan kasar, indriya dan pikiran. Untuk mendapatkan hal ini system filsafat waisesika mengajarkan untuk menguasai manas dan idriya melalui ajaran yang terkandung di dalam veda.
 Pandangan terhadap Moksa
            Vaisesika berpegangan bahwa belenggu timbul karena kebodohan atau ketidaktahuan. Pembebasan dapat dicapai dengan meraih pengetahuan, karena dengan pengatahuan yang sempurna tentang kategori-kategori alam semesta yang bisa mengantarkan seseorang mencapai moksa. Jalan untuk mencapai moksa adalah :
1.      Melalui jnana tattwa yakni tentang pemahaman seseorang terhadap atman yang sesungguhnya berbeda dengan badan jasmani, pikiran dan indriya.
2.      Srawana yaitu jalan untuk mencapai moksa, karena sering mendengarkan kata-kata yang ada di dalam kitab suci.
3.      Melalui manana, yaitu melaksankan dimasyarakat  apa yang didengar atau dibaca melalui perkataan,pikiran, dan perbuatan dengan cinta kasih terhadap sesama.
4.      Melalui jalan meditasi, yaitu pemfokusan pikiran terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

Pada sistem Vaisesika, seperti halnya sistem Nyāya, susunan alam semesta ini diduga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan kekal. Kosmologi Vaisesika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi bersifat dualistik dan secara positif memisahkan hubungan yang pasti antara roh dan materi. Terjadinya alam semesta menurut sistem filsafat Vaisesika memiliki kesamaan dengan ajaran Nyāya yaitu dari gabungan atom-atom catur bhuta (tanah, air, cahaya dan udara) ditambah dengan lima substansi yang bersifat universal seperti akāsa, waktu, ruang, jiwa dan manas.

Lima substansi universal tersebut tidak memiliki atom-atom, maka itu ia tidak dapat memproduksi sesuatu di dunia ini. Cara penggabungan atom-atom itu dimulai dari dua atom (dvyānuka), tiga atom (Triyānuka), dan tiga atom ini saling menggabungkan diri dengan cara yang bermacam-macam, maka terwujudlah alam semesta beserta isinya. Bila gabungan atom-atom dalam Catur Bhuta ini terlepas satu dengan lainnya maka lenyaplah alam beserta isinya. Gabungan dan terpisahnya gerakan atom-atom itu tidaklah dapat terjadi dengan sendirinya, mereka digerakkan oleh suatu kekuatan yang memiliki kesaaran dan kemahakuasaan. Sesuatu yang memiliki kesadaran dan kekuatan yang maha dahsyat itu menurut Vaisesika adalah Tuhan Yang Maha Esa. Vaisesika dalam etikanya menganjurkan semua orang untuk kelepasan. Kelepasan akan dapat dicapai melalui Tatwa Jnaña, Sravāna, manāna, dan Meditasi.