Cari Blog Ini
Jumat, 27 Februari 2015
Jumat, 20 Februari 2015
Windows movie maker
Windows movie maker
Pengertian
Windows Movie Maker adalah software video editing gratis yang dibuat oleh Microsoft. Program ini telah terintegrasi dengan sistem operasi Windows XP. Pada versi awalnya (versi 1.0) tools ini belum memiliki fasilitas yang lengkap, tetapi setelah mengalami perbaikan dan diluncurkan ke publik dalam versi terbaru (versi 2.0) tools ini patut diacungi jempol, mengingat semakin banyaknya fasilitas yang disertakan didalamnya.
Windows Movie Maker adalah software video editing gratis yang dibuat oleh Microsoft. Program ini telah terintegrasi dengan sistem operasi Windows XP. Pada versi awalnya (versi 1.0) tools ini belum memiliki fasilitas yang lengkap, tetapi setelah mengalami perbaikan dan diluncurkan ke publik dalam versi terbaru (versi 2.0) tools ini patut diacungi jempol, mengingat semakin banyaknya fasilitas yang disertakan didalamnya.
Anda dapat
menggunakan Windows Movie Maker untuk mengcapture audio dan video dari camera video,
web camera atau dari sumber video lainnya, lalu kemudian mengedit hasil capture
tersebut menjadi sebuah movie. Selain itu anda dapat melakukan import audio,
video maupun gambar ke dalam Windows Movie Maker untuk dipakai bersama movie
yang dibuat. Dalam proses edit audio dan video menggunakan Windows Movie Maker
Anda dapat pula menambahkan title, transisi dan efek visual sesuai dengan
keinginan, untuk kemudian menyimpan hasil final berupa movie ke dalam berbagai
format video.
Windows Movie
Maker 2.0 memang bukan ditujukan bagi kalangan profesional, tetapi kehadirannya
sungguh sangat membantu para consumer yang tidak menginginkan keluar uang untuk
membeli sebuah tool editing video. Fasilitas yang disediakan didalam program
ini bisa dibilang lengkap, tersedianya fasilitas capture, import, timeline
(walaupun dengan jumlah layer yang terbatas), storyboard, beraneka transisi dan
efek video, serta fasilitas render mencerminkan bahwa program ini bukanlah
program mainan, walaupun masih memiliki berbagai keterbatasan.
Kalau hanya
untuk membuat video dokumentasi pernikahan, wisuda, acara piknik, rapat,
seminar, film dokumenter dan film independent rasanya sudah cukup apabila
diolah menggunakan tool ini. Yang terpenting dalam produksi video adalah
berlakunya kaidah “garbage in garbage out”, artinya input video akan menentukan
hasil akhir video. Jadi source video yang akan di-edit haruslah bagus dari
sudut pandang teknis dan sinematografi, sehingga mendapatkan hasil akhir yang
bagus pula.
Konsep Dasar
Windows Movie Maker
Terdapat
beberapa konsep dasar yang harus dipahami sebelum mulai mengedit video
menggunakan Windows Movie Maker. Hal ini bertujuan agar terjadi persamaan
persepsi dan pengertian atas istilah-istilah yang nantinya dipergunakan dalam
pembahasan.
Memahami
Collections, Projects dan Movies
Berikut ini
merupakan pengertian dari Collections, Projects dan Movies :
• Collections,
berisikan clip audio, video clip atau gambar yang kita import atau capture
dalam Windows Movie Maker. Sebuah Collection berperan sebagai container clip‐clip (sebagai satuan
terkecil dari video dan audio) yang kita miliki. Collection membantu
mengorganisir hasil import dan capture. Collections berada dalam
Collections pane dalam Windows Movie Maker.
•
Projects, berisi susunan dan informasi waktu dari audio dan video clip,
transisi video, efek video dan title yang telah ditambahkan ke dalam storyboard
maupun timeline. File project disimpan dengan ekstensi *.wswmm. Dengan
menyimpan project maka nantinya project dapat dibuka dan digunakan kembali, dan
akan tersimpan pada keadaan terakhir digunakan.
•
Movie, adalah project final yang disimpan menggunakan Save Movie Wizzard. Kita
dapat menyimpan movie ke dalam komputer atau recordable CD, atau mengirimkan
sebagai attachment email, bahkan menyimpannya ke dalam Web. Movie yang telah
tersimpan dapat dimainkan dalam Windows Media Player serta browser web. Jika
diinginkan maka movie dapat pula disimpan dalam DV camera menggunakan koneksi
yang tersedia (IEEE 1394).
Tentang Source
Files
Source file
adalah file media digital (misalnya file audio dan video serta gambar) yang
diimport ke dalam Project. Ketika Anda mengimport file video, audio atau gambar
maka file-file tersebut akan tampil dalam Windows Movie Maker sebagai
representasi dari source file asli. File-file yang diimport tersebut tidak akan
dicopy/digandakan tetapi hanya namanya saja yang digunakan oleh Windows Movie
Maker. Ketika Anda mengadakan perubahan pada file yang telah diimport dalam
Windows Movie Maker maka tampilan file dalam Windows Movie Maker akan ikut
berubah sesuai dengan perubahan yang Anda buat. Jika Anda menghapus nama file
yang telah diimport dalam Windows Movie Maker maka file asli/source file tidak
akan ikut terhapus.
Perangkat
Capture Video dan Audio
Dalam Windows
Movie Maker Anda dapat menggunakan berbagai perangkat capture untuk memindahkan
rekaman audio dan video ke dalam komputer. Terdapat dua kategori dasar
perangkat capture yaitu perangkat capture video dan perangkat capture audio.
Perangkat
capture video memiliki fungsi memindahkan rekaman video ke dalam komputer,
dalam Windows Movie Maker Anda dapat menggunakan berbagai perangkat capture
seperti tertera di bawah ini :
• Perangkat
video analog seperti kamera video analog (Beta, VHS, SVHS dan Hi‐8) dan Video Cassette
Recorder (VCR) yang terhubung dengan video capture analog.
•
Web camera
•
Digital video seperti DV camera atau VCR yang terkoneksi menggunakan port IEEE
1394
•
TV Tuner Card
Perangkat capture
audio berfungsi untuk memindahkan audio dari sumber luar ke dalam komputer.
Perangkat capture audio yang paling populer adalah microphone (mic). Berikut
ini perangkat capture audio yang dapat digunakan dalam Windows Movie Maker :
• Audio
Card (sound card)
•
Microphone yang stand‐alone
•
Built‐in microphone dalam
perangkat camera video (analog maupun digital)
Menyimpan Movie
Ketika telah
selesai melakukan editing pada project dalam Windows Movie Maker maka Anda
dapat menyimpannya sebagai movie (proses untuk menghasilkan movie disebut
dengan rendering). Anda dapat menyimpan movie ke dalam CD untuk kemudian
disebarkan kepada teman, menyimpan dan mengirim movie sebagai attachment dalam
email, atau mengirimnya ke video hosting di web, atau dapat pula disimpan
kembali dalam DV camera. Movie yang telah tersimpan merupakan media digital
yang telah ditambahkan dalam timeline/storyboard, yang didalamnya terdapat clip
audio, clip video, gambar, transisi video, efek video, title dan credit.
Jenis File yang
Disupport oleh Windows Movie Maker
Dibawah ini
beberapa tipe file yang dapat dipergunakan (diimpor) di dalam Windows Movie
Maker :
• File
audio, berupa file dengan ekstensi *..aif, .aifc, .aiff .asf, .au, .mp2, .mp3,
.mpa, .snd, .wav, and .wma
•
File gambar, berupa file dengan ekstensi *.bmp, .dib, .emf, .gif, .jfif, .jpe,
.jpeg, .jpg, .png, .tif, .tiff, and .wmf
•
File video, berupa file dengan ekstensi *.asf, .avi, .m1v, .mp2, .mp2v, .mpe,
.mpeg, .mpg, .mpv2, .wm, and .wmv
Antar Muka
Windows Movie Maker 2.0
Setelah
terinstal maka Windows Movie Maker 2.0 siap untuk dipergunakan. Untuk
menjalankan Windows Movie Maker 2.0 caranya pilih Start > All Programs >
Windows Movie Maker.
Area kerja
Windows Movie Maker terdiri dari beberapa bagian:
Menu Bar dan
Toolbar
Pada area kerja
Windows Movie Maker di area atas terdapat bagian yang bernama Menu Bar dan area
tepat dibawahnya dinamakan Toolbar.
Pada area Menu
Bar terdapat beberapa pilihan menu, yaitu File, Edit, View, Task, Clip, Play
dan Help. Dalam menu-menu inilah terdapat berbagai perintah dalam pengoperasian
Windows Movie Maker.
Sedangkan Toolbar
berisi tombol-tombol perintah, yang serupa dengan pilihan perintah yang ada
dalam Menu Bar. Dalam Toolbar perintah-perintah tersebut ditampilkan dalam
bentuk icon-icon sedangkan dalam Main Bar tombol perintah ditampilkan dalam
bentuk teks.
Movie Task Pane
Di sebelah kiri
area kerja Windows Movie Maker terdapat area yang dinamakan Movie Task Pane.
Sama seperti halnya Main Bar dan Toolbar, area ini juga berisi tombol-tombol
perintah, bedanya dalam Movie Task Pane perintah-perintah tersebut dibagi dalam
beberapa kategori sesuai dengan urutan/tahapan pengolahan video. Movie Task
Pane terdiri dari kategori Capture Video, Edit Movie, Finish Movie dan tambahan
Movie Making Tips. Untuk menampilkan Movie Task Pane caranya pada Main Bar
pilih View > Task Pane, atau klik tombol Task yang berada pada Toolbar.
Collections Pane
dan Content Pane
Collections Pane
terletak pada area yang sama dengan Movie Task Pane. Untuk menampilkan
Collections Pane caranya pada Menu Bar pilih View > Collections, atau klik
tombol Collections yang ada pada Toolbar.
Dalam area
Collections Pane terdapat 3 buah kategori, yaitu Video Effects, Video
Transitions dan Collections. Kategori-kategori tersebut memiliki kontennya
masing-masing, isi dari kategori akan ditampilkan dalam Content Pane. Apabila
salah satu kategori dalam Collections Pane di klik maka dalam Contents Pane
akan tampil isi/anggota dari kategori tersebut.
Kategori Video
Effects berisi efek-efek visual yang dimiliki Windows Movie Maker. Berbagai
macam efek visual yang dimiliki ditampilkan dalam Contents Pane.
Pilihan Video
Transitions berisi efek-efek transisi yang dimiliki oleh Windows Movie Maker.
Sedangkan
pilihan Collections berisi koleksi-koleksi clip video, audio dan gambar yang
terdapat dalam Windows Movie Maker.
Monitor
Monitor berada
di sebelah kanan area kerja Windows Movie Maker, berfungsi menampilkan preview
video dan audio.
Di bawah Monitor
terdapat sekumpulan tombol playback yang biasa disebut dengan Playback
controls, berfungsi untuk memutar clip video dan audio.
Timeline
Di bagian bawah
area kerja Windows Movie Maker terdapat sebuah area yang dinamakan Timeline.
Timeline berfungsi sebagai tempat meletakkan dan menyusun koleksi file video,
audio, transisi, title dan musik. Susunan dalam Timeline akan ditampilkan pada
Monitor sebagai preview. Di dalam Timeline Anda dapat melakukan pengaturan
durasi clip, pemotongan clip, penambahan efek transisi dan pemberian efek
video. Timeline terdiri dari beberapa bagian yang biasa disebut dengan Track.
Terdapat 5 buah Track dalam Timeline, yaitu :
• Video,
tempat menyusun clip video dan gambar
•
Transition, berisi efek‐efek
transisi
•
Audio, berisi audio yang menyertai clip video yang disusun dalam Track Video
•
Audio/Music, berisi clip audio tambahan berupa narasi dan musik
•
Title Overlay, berisi title dan credit title yang ditambahkan dalam Timeline
Untuk
menambahkan dan menyusun clip ke dalam Timeline, Anda hanya perlu melakukan
drag and drop saja, sama halnya ketika ingin menambahkan efek transisi dan efek
video.
Storyboard
Storyboard
terletak pada area yang sama dengan Timeline. Storyboard merupakan tampilan
default ketika Windows Movie Maker dijalankan. Storyboard menampilkan susunan
clip secara garis besar. Dalam Storyboard terdapat berbagai informasi susunan
clip meliputi durasi, transisi dan efek video. Dengan menggunakan tampilan
Storyboard, Anda dapat dengan mudah merubah susunan/urutan clip, merubah efek
transisi antar clip yang dipakai, serta merubah efek video yang dipakai. Untuk
mengatur durasi clip (audio, video dan gambar), Anda tetap menggunakan tampilan
Timeline
Kamis, 19 Februari 2015
POKOK AJARAN VAISESIKA DARSANA
POKOK AJARAN VAISESIKA DARSANA
Vaisesika yang merupakan
salah satu aliran filsafat India yang tergolong ke dalam Ṣaḍ Darśana
agaknya lebih tua dibandingkan dengan filsafat Nyāya. Vaisesika dan Nyāya Darśana bersesuaian dalam
prinsip pokok mereka, seperti sifat-sifat dan hakikat Sang Diri dan teori atom
alam semesta, dan dikatakan pula Vaisesika merupakan tambahan dari
filsafat Nyāya, yang memiliki analisis
pengalaman sebagai objektif utamanya. Diawali dengan susunan pengamatan atas
kategori-kategori (padārtha), yaitu perhitungan atau
perumusan tentang sifat-sifat umum yang dapat dikenakan pada benda-benda yang
ada di alam semesta ini, serta merumuskan konsep-konsep umum yang berlaku pada
benda-benda yang dikenal, baik melalui indra maupun melalui penyimpulan,
perbandingan, dan otoritas tertinggi. Sistem filsafat Vaisesika mengambil
nama dari kata Viśesa yang artinya kekhususan, yang merupakan
ciri-ciri pembeda dari benda-benda. Jadi ciri pokok permasalahan yang diuraikan
didalamnya adalah kekhususan (padārtha) atau kategori-kategori yang
nantinya akan disebutkan secara lebih terperinci.
Pendiri sistem ini adalah Rsi Kanada yang juga dikenal sebagai Rsi Uluka,
sehingga sistem ini dikenal juga sebagai ‘aulukya darsana’ dan dianggap juga
dengan nama kasyapa dan dianggap seorang Deva Rsi. Padartha secara arfiah
artinya “arti dari sebuah kata “. Demikian padartha berarti semua obyek dari
ilmu pengetahuan dan pengalaman. weisesika berpendapat bahwa padartha adalah
semua obyek yang dinyatakan oleh kata-kata. Ia juga berarti semua hal yang ada,
yang dapat diamati dan dinamai, yang dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu, bhawa
dan abhawa.
A) Bhawa
(keberadaan) menurut waisesika adalah semua yang dinyatakan dengan
factor-factor yang positif atau hal-hal yang ada. Misalnya adanya
benda-benda yang manusia lihat, adanya atma , dan pikiran , meskipun dua yang
tersebut terakhir ini memang keberadaannya (bhawanya) abstrak.
B) Abhawa
(ketidakadaan) ,adalah semua yang dinyatakan dengan factor-factor negative atau
hal-hal yang tidak ada, misalnya tidak adanya singa di tempat ini, atau tidak
adanya bau dalam air, dan lain-lain.
Waisesika berpendapat bahwa yang termasuk Bhawa atau keberadaan
adalah
1.Drawya,
2.Guna,3.karma,4.samanya,5.wisesa,6.samawaya. Namun karena perkembangan
pemikirannya, maka unsur-unsur bhawa ini kemudian ditambah oleh penulis-penulis
berikutnya ,dengan katagori yang ke 7 disebut ketidakadaan (abhawa). Sehingga
menjadi 7 kategori (padharta).
Pokok-Pokok Ajaran
Padārtha secara harfiah
artinya adalah arti dari sebuah kata, tetapi di sini Padārtha adalah satu
permasalahan benda dalam filsafat. Sebuah Padārtha merupakan suatu
objek yang dapat dipikirkan (artha) dan diberi nama (pada).
Semua yang ada, yang dapat diamati dan dinamai, yaitu semua objek
pengalaman adalah Padārtha. Bendabenda majemuk saling
bergantung dan sifatnya sementara, sedangkan benda-benda sederhana
sifatnya abadi dan bebas. Padārtha dan Vaisesika Darśana, seperti yang
disebutkan oleh Rsi Kanada sebenarnya hanya 6 buah kategori, namun satu
katagori ditambahkan oleh penulis-penulis berikutnya, sehingga akhirnya
berjumlah 7 katagori (Padārtha), yaitu:
1)
Substansi (dravya).
Substansi adalah zat yang ada dengan
sendirinya dan bebas dari pengaruh unsurunsur lain. Namun unsur lain tidak
dapat ada tanpa substansi. Substansi (dravya) dapat menjadi sebab yang
melekat pada apa yang dijadikannya. Atau dravya dapat menjadi tidak ada
pada apa yang dihasilkannya. Contoh: tanah sebagai substansi telah terdapat
pada periuk yang terbuat dari tanah. Jadi tanah itu selalu dan telah ada pada
apa yang dihasilkannya, sedangkan periuk itu tidak dapat terjadi tanpa substansi
(tanah). Demikian pula halnya kategori lain tidak dapat ada tanpa substansi
(zat) seperti beraneka ragam minuman tidak dapat terjadi tanpa air (zat cair),
tapi air dapat ada walaupun tidak adanya bermacam-macam minuman. Ada sembilan
substansi yang dinyatakan oleh Vaisesika, yaitu (1) Tanah (pṛthivī); (2) Air (āpah, jala); (3) Api (tejah);
(4) Udara (vāyu); (5) Ether (ākāśa); (6) Waktu (kāla); (7) ruang (dis);
(8) diri/roh (Jīva); dan (9)
pikiran (manas). Semua substansi tersebut di atas riil, tetap, dan kekal.
Namun hanya udara, waktu, akasa bersifat tak terbatas. Kombinasi dari sembilan
itulah membentuk alam semesta beserta isinya menjadikan hukum-hukumnya yang
berlaku terhadap semua yang ada di alam ini baik bersifat fisik maupun yang
bersifat rohaniah. Adapun yang termasuk substansi badani (fisik) adalah
bumi, air, api, udara, ruang, waktu, dan akasa. Sedang yang tergolong substansi
rohaniah terdiri atas akal (manas/ pikiran), diri (atman/jiwa).
Kedua substansi rohaniah ini bersifat kekal dan pada setiap makhluk (manusia)
hanya terdapat satu jiwa dan satu manas.
Demikianlah pribadi (diri/atma)
itu bersifat individu dan menjadi sumber kesadaran setiap makhluk yang
senantiasa berhubungan dengan kegiatan badani atau fisik. Setiap pribadi (atma)
memiliki manas tersendiri yang dipakai sebagai alat untuk mengenal dan
mengalami segala sesuatu melalui alat fisik termasuk juga dipakai sebagai alat
untuk mencapai kebebasan. Namun dilain pihak manas juga diakui dapat
menyebabkan kelahiran kembali. Oleh karena setiap makhluk (manusia) dijiwai
oleh pribadi (jiwa/atma). Maka pandangan Vaisesika terhadap jiwa
adalah riil dan pluralis, yaitu jiwa itu benar-benar ada dan tak terbatas
jumlahnya.
2)
Kualitas (guṇa)
Guṇa ialah keadaan
atau sifat dari suatu substansi. Guṇa sesungguhnya
nyata dan terpisah dari benda (substansi) namun tidak dapat dipisahkan secara
mutlak dari substansi yang diberi sifat. Guṇa atau
sifat-sifat atau ciri-ciri dari substansi yang jumlahnya ada 24, yaitu (1)
warna (Rūpa); (2) rasa (rasa);
(3) bau (gandha); (4) sentuhan/raba (sparśa); (5) jumlah (Sāṁkhya);
(6) ukuran (parimāṇa); (7)
keanekaragaman (pṛthaktva); (8)
persekutuan (saṁyoga);
(9) keterpisahan (vibhāga); (10) keterpencilan (paratva);
(11) kedekatan (aparatva); (12) bobot (gurutva); (13)
kecairan/keenceran (dravatva); (14) kekentalan (sneha); (15)
suara (śabda); (16)
pemahaman/pengetahuan (buddhi/jñāna); (17) kesenangan (sukha); (18)
penderitaan (dukḥa); (19) kehendak
(īccha); (20)
kebencian/keengganan (dvesa); (21) usaha (prayatna); (22)
kebajikan/manfaat (dharma); (23) kekurangan/cacat (adharma); dan
(24) sifat pembiakan sendiri (saṁskāra).
Sejumlah 8 sifat, yaitu buddhi/jñāna, īccha, dvesa, sukha, dukḥa, dharma, adharma dan prayatna merupakan milik dari
roh, sedangkan 16 lainnya merupakan milik dari substansi material.
3)
Aktivitas (karma)
Karma mewakili berbagai jenis gerak (movement)
yang berhubungan dengan unsur dan kualitas, namun juga memiliki realitas
mandiri. Tidak semua substansi (zat) dapat bergerak. Hanya substansi yang
bersifat terbatas saja dapat bergerak atau mengubah tempatnya. Sedangkan
substansi yang tak terbatas (atma, hawa nafsu dan akasa) tidak dapat bergerak
karena telah memenuhi segala yang ada. Gerakan dari benda-benda di alam ini
bukan bersumber dari dirinya, melainkan ada sesuatu yang berkesadaran yang
menjadi sumber gerakan itu. Benda-benda hanya dapat menerima gerakan dari
sesuatu yang berkesadaran. Bila terlihat kenyataan yang terjadi di alam ini
seperti adanya hembusan angin, peredaran bumi dan planet-planet, maka tentu ada
sumber penggerak yang adikodrati. Sumber yang dikodrati itulah Tuhan. Karena
Tuhan sebagai sumber gerakan alam ini, maka Tuhan Maha Mengetahui segala gerak
dan perilaku benda-benda di alam ini. Termasuk mengetahui benar perilaku
(karma) manusia.
Ada 5 macam gerak, yaitu (1) Utkṣepaṇa (gerakan
ke atas); (2) Avakṣepaṇa (gerakan
ke bawah); (3) A-kuñcana (gerakan membengkok); (4) Prasaraṇa (gerakan
mengembang); dan (5) Gamana (gerakan menjauh atau mendekat).
4)
Universalia (sāmānya)
Samanya bersifat umum
yang menyangkut 2 permasalahan, yaitu sifat umum yang lebih tinggi dan lebih
rendah, dan jenis kelamin dan spesies. Dalam epistemologi, hal ini mirip dengan
konsep universalia dan agak mirip dengan idenya Plato. Ia ada dalam
semua dan dalam masing-masing objek, namun tidak berbeda dalam objek partikular
yang berbeda. Karenanya ide ‘kesapian’ adalah tunggal dan tidak dapat
dianalisis. Ide itu selalu hidup, tetapi tidak dapat dimengerti melalui dirinya
sendiri, namun hanya melalui seekor ‘sapi’ khusus. Walaupun tampak bersama,
namun ‘sapi’ dan ‘kesapian’ dipahami sebagai dua entitas berbeda. Dari universalia-universalia
ini, ‘Ada’ (being, satta) adalah yang tertinggi, karena ia
memberikan ciri pada banyak sekali entitas.
5)
Individualitas (viśeṣa)
Kategori ini menunjukkan ciri atau sifat
yang membedakan sebuah objek dari objek lainnya. Sistem Vaisesika diturunkan
dari kata viśeṣa,
dan merupakan aspek objek yang mendapat penekanan khusus dari para filsuf Vaisesika.
Kategori ini berurusan dengan ciri-ciri khusus ke sembilan substansi (dravya).
Dalam system Vaisesika, unsur tanah, air, api, udara, dan pikiran
dibangun dari atom (paramānu), sedangkan eter, ruang, waktu dan jiwa
dianggap sebagai substansi sangat khusus tanpa dimensi atau visibilitas. Inilah
yang menyebabkan sistem darśana ini disebut Vaiśseṣika
Darśana.
6)
Hubungan Niscaya (samavāya)
Dimensi objek ini menunjukkan hakikat
hubungan yang mungkin antara kualitas-kualitasnya yang inheren. Hubungan ini
dapat dilihat bersifat sementara (saṁyoga) atau permanen (samavāya). Saṁyoga adalah
hubungan sementara seperti antara sebuah buku dan tangan yang memegangnya.
Hubungan selesai ketika buku dilepaskan dari tangan. Di sisi lain, samavāya adalah sebuah
hubungan yang tetap dan hanya berakhir ketika salah satu di antara keduanya
dihancurkan. Ada lima jenis hubungan yang tetap dan entitas yang tetap atau
tidak terpisahkan ini (ayūta-siddḥa):
- Hubungan
keseluruhan dengan bagian-bagiannya, seperti sehelai kain dan
benang-benangnya.
- Hubungan
kualitas dengan objek yang memilikinya, seperti kendi air dan warna
merahnya.
- Hubungan
antara tindakan dan pelakunya, seperti tindakan melompat dan kuda yang
melakukannya.
- Hubungan
antara partikular dengan yang universal, ibarat satu jenis sapi dengan
seekor sapi atau bangsa Jepang dan seorang Jepang.
- Hubungan
antara substansi kekal dan substansi khusus. Menurut system Vaisesika, partikel
subatomis (paramānu) setiap substansi abadi
memiliki ciri-ciri khusus yang tidak membiarkan atom dari satu substansi
bercampur dengan atom substansi lainnya. Ciri khusus (Viśeṣa)
dipertahankan oleh partikel subatomis masing-masing melalui ‘hubungan tak
terpisahkan’ (samavāya).
7)
Penyangkalan, Negasi, Non-Eksistensi (abhāva)
Kategori ini menunjukkan sebuah objek
yang telah terurai atau larut ke dalam partikel subatomis terpisah melalui
pelarutan universal (mahapralaya) dan ke dalam ketiadaan (nothingness).
Semua benda-benda yang ada dan bernama digolongkan sebagai bhava,
sedangkan entitas yang sudah tidak ada digolongkan sebagai abhāva. Sebenarnya
kategori ini bukan merupakan sebuah klasifikasi seperti kategori lainnya, namun
hanya modus pengaturan negatif. Abhāva, yang merupakan
kategori ke 7, ada 4 macam, yaitu:
- Pragabhāva, yaitu
ketidakadaan dari suatu benda sebelumnya. Contohnya: ketidak adaan periuk
sebelum dibuat oleh pengrajin periuk.
- Dhvaṅsabhāva, yaitu
penghentian keberadaan, misalnya periuk yang dipecahkan, di mana dalam
pecahan periuk itu tak ada periuk.
- Atyāntabhāva, atau
ketidakadaan timbal balik, seperti misalnya udara yang dari dulu tidak
pernah berwarna atau pun berbentuk. Ketiga ketidakadaan ini disebut
sebagai Samsarga-bhava, yaitu ketidakadaan suatu benda dalam benda
yang lain.
- Anyonyābhāva, atau
ketidak adaan mutlak, dimana antara benda yang satu sama sekali tidak ada
persamaannya dengan yang lain, seperti sebuah periuk yang tidak sama
dengan sepotong pakaian, demikian pula sebaliknya.
Tuhan Menurut Pandangan
Waisesika
Waisesika menganut paham
theistk, artinya percaya dengan eksistensi Tuhan, yang ia manifestasikan
sebagai Siwa (Iswara). Dipandang sebagai yang Transenden yang terpancar dalam
diri manusia dan dalam alam semesta ini. Artinya tuhan bersemayam di setiap
makhluk dan setiap objek. Karma menurut system ini merupakan hukum moral alam
semesta. Baik buruknya moral penghuni alam semesta akan sangat mempengaruhi
eksistensi alam ini. Melanggar Dharma atau tidak berkehendak memperbaiki diri
sebagai penghuni alam semesta ini dari perbuatan adharma, akan menjadikan tuhan
bosan terhadap itu, dan akan mengembalikan semua atom catur bhuta beserta
substansi lainnya. Inilah eksistensi tuhan. Tuhan bersifat maha tahu, kuasa dan
sempurna. Pandangan system filsafat waisesika oleh rsi Kanada mengatakan bahwa
veda adalah kata-kataTuhan, dan karenanya veda otoratif, yakni veda memiliki
otoritas.
·
Pandangan Terhadap Jiwa atau atman .
Jiwa dan
pikiran menurut system filsafat Waisesika, dan sebagaimana telah disebut di
atas, adalah substansi rohani. Dua substansi inilah yang menjadi asas hidup
kejiwaan. Oleh karenanya dua substansi ini tidak dapat dipisahkan, mereka harus
menyatu untuk membentuk pribadi seseorang, dengan demikian pribadi manusia,
dibedakan menjadi dua yakni manusia yang berpribadi dan yang tidak berpribadi.
Pikiran menurut filsafat waisesika bersifat abstrak, halus, sehingga sulit
diketahui, sering disebut anu. Sedangakan atman atau jiwa perorangan, menurut
system filsafat waisesika adalah berjumlah banyak, kekal, dan meliputi segala
sesuatu, merupakan bagian dari Brahman. Oleh karena itu atman pada dasarnya
suci, mengatasi segalanya setelah atman bersatu dengan badan jasmani maka
terjadilah beraneka kesediahan, penderitaan, kegembiraan atau kesenangan.
Menurut system filsafat waisesika sumber-sumber kesedihan (klesa) yang bisa
muncul dalam pikiran adalah:
1. awidya, yaitu suatu pengetahuan yang salah terhadap kebenaran.
2. asmita merupakan pandangan yang keliru yang menganggap atman sama budhi
dan manas.
3. Raga, yaitu keinginan yang didorong oleh nafsu-nafsu untuk memuaskan
indriya-indriya.
4. Abhinewesa, yaitu ketakutan menghadapi penderitaan dan kematian.
Dengan adanya pengetahuan yang benar akan diri, dan tidak menyamakan atma
dengan badan jasmani, atma tidak akan merasakan susah, sedih, senang, sesuai
dengan perubahan-perubahan dalam pikiran itu sendiri. Dengan demikian
sang jiwa/ atman akan menyadari dirinya sebagai yang suci yang berbeda dengan
badan kasar, indriya dan pikiran. Untuk mendapatkan hal ini system filsafat
waisesika mengajarkan untuk menguasai manas dan idriya melalui ajaran yang
terkandung di dalam veda.
Pandangan terhadap Moksa
Vaisesika berpegangan bahwa belenggu timbul karena kebodohan atau
ketidaktahuan. Pembebasan dapat dicapai dengan meraih pengetahuan, karena
dengan pengatahuan yang sempurna tentang kategori-kategori alam semesta yang
bisa mengantarkan seseorang mencapai moksa. Jalan untuk mencapai moksa adalah :
1. Melalui jnana tattwa yakni tentang
pemahaman seseorang terhadap atman yang sesungguhnya berbeda dengan badan
jasmani, pikiran dan indriya.
2. Srawana yaitu jalan untuk mencapai moksa,
karena sering mendengarkan kata-kata yang ada di dalam kitab suci.
3. Melalui manana, yaitu melaksankan dimasyarakat
apa yang didengar atau dibaca melalui perkataan,pikiran, dan perbuatan dengan
cinta kasih terhadap sesama.
4. Melalui jalan meditasi, yaitu pemfokusan
pikiran terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pada sistem Vaisesika,
seperti halnya sistem Nyāya, susunan alam semesta ini
diduga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan
kekal. Kosmologi Vaisesika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi
bersifat dualistik dan secara positif memisahkan hubungan yang pasti antara roh
dan materi. Terjadinya alam semesta menurut sistem filsafat Vaisesika memiliki
kesamaan dengan ajaran Nyāya yaitu dari gabungan atom-atom
catur bhuta (tanah, air, cahaya dan udara) ditambah dengan lima substansi yang
bersifat universal seperti akāsa, waktu, ruang, jiwa dan manas.
Lima substansi
universal tersebut tidak memiliki atom-atom, maka itu ia tidak dapat
memproduksi sesuatu di dunia ini. Cara penggabungan atom-atom itu dimulai dari
dua atom (dvyānuka), tiga atom (Triyānuka), dan tiga atom
ini saling menggabungkan diri dengan cara yang bermacam-macam, maka terwujudlah
alam semesta beserta isinya. Bila gabungan atom-atom dalam Catur Bhuta
ini terlepas satu dengan lainnya maka lenyaplah alam beserta isinya. Gabungan
dan terpisahnya gerakan atom-atom itu tidaklah dapat terjadi dengan sendirinya,
mereka digerakkan oleh suatu kekuatan yang memiliki kesaḍaran dan
kemahakuasaan. Sesuatu yang memiliki kesadaran dan kekuatan yang maha dahsyat
itu menurut Vaisesika adalah Tuhan Yang Maha Esa. Vaisesika dalam
etikanya menganjurkan semua orang untuk kelepasan. Kelepasan akan dapat dicapai
melalui Tatwa Jnaña, Sravāna, manāna, dan Meditasi.
Langganan:
Komentar (Atom)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

